Ads

LightBlog

Minggu, 03 Desember 2017

Saparan Ki Ageng Wonolelo



Mendekati hari Kamis Pahing malam Jumat Pon di bulan Sapar (kalender Jawa), ada satu acara tradisi yang layak untuk dijadikan agenda wisata. Acara tersebut adalah Upacara Adat Saparan Ki Ageng Wonolelo. Digelar oleh trah atau keturunan Ki Ageng Wonolelo, di Dusun Pondok Wonolelo Desa Widodomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman.

Upacara Adat Saparan Ki Ageng Wonolelo sejatinya adalah rangkaian acara tradisi berupa kirab pusaka diiringi dengan bregodo (prajurit Jawa), ziarah dan acara bernuansa keagamaan berupa sedekah yang dikemas dalam wujud pembagian kue apem. Seluruh rangkaian, biasanya didahului dengan pengajian akbar sebagai upaya meneruskan perjuangan Ki Ageng Wonolelo sebagai ulama besar dan penyebar agama Islam. Hebatnya, kue apem yang dibagi-bagikan ini sangat banyak dengan berat total 1 ton. Sedangkan pusaka yang dikirap berupa kitab Suci Al Quran, Baju Onto Kusuma, Kopiah, Bongkahan Mustoko Masjid (cupu) dan tongkat (teken). Saat dikirab, pusaka dimasukkan ke dalam Joli (semacam rumah kecil) dan ditandu.saparan wonolelo

Kirab pusaka dimulai dari halaman Balai Desa Widodomartani menuju Makam Ki Ageng Wonolelo sejauh sekitar 3 kilometer. Kirab juga diiringi drum band SMPN 1 Ngemplak, Bregada Ganggeng Samodra, Bregada Muspika Kecamatan Ngemplak, Putri Bhayangkari, Putri Domas, Santri dan Alim ulama, gunungan apem, sesaji, Bregada Ki Ageng Wonolelo, Bregada Ungel-ungelan dan tamu undangan. Usai kirab, kue apem langsung disebarkan ke seluruh yang hadir untuk sedekah. Ini sebagai wujud rasa syukur masyarakat atas karunia Tuhan YME yang telah memberikan nikmat rejeki, kesehatan dan keselamatan serta ketentraman.

Ki Ageng Wonolelo sendiri, adalah tokoh leluhur yang dianggap sebagai cikal bakal pembuka Pondok Wonolelo dan menurunkan penduduk asli Pondok Wonolelo. Ki Ageng Wonolelo konon bernama asli Jumadi Geno merupakan seorang keturunan Prabu Brawijaya V sekaligus sebagai tokoh penyebar agama Islam pada masa kerajaan Mataram.saparan wonolelo

Ia bermukim di Dusun Pondok Wonolelo, memiliki ilmu kebatinan yang tinggi pada masa itu. Karena memiliki ilmu yang tinggi, ia pernah diutus Raja Mataram ke Kerajaan Sriwijaya di Palembang yang saat itu membangkang terhadap Mataram. Ia pun berhasil menaklukkan Kerajaan Sriwijaya. Nama Ki Ageng Wonolelo atau Jumadi Geno semakin tersohor dari waktu ke waktu sehingga semakin banyak orang yang berdatangan untuk berguru dengannya.

Sebagai seorang panutan yang memiliki ilmu tinggi, Ki Ageng Wonolelo banyak mewariskan berbagai peninggalan yang berupa tapak tilas dan pusaka dan benda keramat lainnya.
saparan wonoleloLokasi

Upacara Saparan Wonolelo berlangsung di di Pedukuhan Pondok Wonolelo Widodomartani Kalasan, 19 kilometer arah Timur Laut Jogja. Acara berlangsung di dua lokasi, yakni di rumah kepala desa Widodomartani (yang kebetulan juga keturunan Ki Ageng Wonolelo) di Pondok Wonolelo (di rumah ini tersimpan salah satu pusaka Ki Ageng Wonolelo), dan di kompleks makam Ki Ageng Wonolelo.
Transportasi

Karena lokasinya yang cukup jauh, lebih direkomendasikan agar wisatawan menggunakan kendaraan pribadi atau rental. Dari Jogja, lokasi bisa dijangkau melalui rute Jalan Kaliurang. Hingga Km 12, di dekat Indomaret Mbesi ada papan petunjuk arah ke Pondok Wonolelo (5 km). Ikuti saja hingga tiba di desa Ngemplak. Dari sana lurus ke arah timur hingga bertemu Indomaret Ngemplak. Pondok Wonolelo berjarak sekitar 100 meter dari Indomaret tersebut.

Saat upacara berlangsung, biasanya seluruh jalan atau akses menuju dusun ditutup rapat dengan portal. Untuk masuk ke dusun, pengunjung dikenai biaya masuk sebesar Rp 2.500 per orang.
Jadwal

Upacara Saparan Wonolelo dilaksanakan setiap tahun di bulan Jawa “Sapar”. Biasanya, upacara tersebut dilaksanakan hari Kamis Pahing malam Jumat Pon sebelum bulan purnama.
saparan wonoleloPeralatan dan Sesaji

Dalam upacara, disiapkan pula perlengkapan berupa saji-sajian yang disertakan dalam tahlilan, antara lain nasi tumpeng, ketan-kolak, apem, ingkung ayam, dan gelas minuman teh, dan lain-lain yang semuanya diletakkan di atas meja. Sajian lainnya yang disertakan adalah pisang raja dan bunga-bungaan serta kemenyan.

Di antara kelengkapan, apem merupakan sajian pokok yang tidak boleh ditinggalkan. Apem ini dibuat dari tepung beras dicampur dengan gula Jawa atau gula kelapa. Rasanya gurih dan sedikit manis. Apem ini tidak saja panitia yang membuat, tetapi seluruh penduduk Pedukuhan Pondok Wonolelo. Mereka membuatnya secara gotong royong melalui kelompok masing-masing. Setelah apem jadi, diserahkan kepada panitia yang bertugas.

Sumber :http://jalanjogja.com/upacara-adat-saparan-ki-ageng-wonolelo/

Kunjungi Website STIPRAM

0 komentar:

Posting Komentar